Image Hosting

MUSI RAWAS–Pembagian insentif guru ngaji dan santri pada program khatam Al Quran gelombang pertama diduga bermasalah. Buktinya, muncul keluhan dari para guru ngaji di Desa Tabarena Kecamatan Selangit, mempersoalkan belum menerima insentif senilai Rp 500 ribu per orang untuk enam guru ngaji.

Persoalan ini mengemuka setelah para guru ngaji tersebut, yang menolak jati dirinya dikorankan, menyebarkan informasi kepada wartawan. Menurut mereka, insentif yang semestinya mereka terima itu hingga Maret 2010 belum juga diterima, padahal rekan-rekan mereka sesama guru ngaji di kecamatan lainnya telah menerima insentif tersebut.

Alhasil, para guru ngaji ini mempertanyakan kebijakan Pemkab Mura khususnya DPPKAD Mura yang mengurusi masalah pembagian insentif tersebut. Mereka menyayangkan insentif yang diharapkan dengan nominal cukup besar tersebut tidak juga didapatkan hingga pergantian tahun ini. Padahal, lanjut sumber tadi, program khatam Al Quran ini sudah memasuki gelombang kedua sesuai dengan program Bupati Mura.

Saat dikonfirmasi koran ini Supardi, Bendahara Pengelolaan Keuangan pada DPPKAD Kabupaten Mura, membenarkan insentif guru ngaji Desa Tabarena, Kecamatan Selangit belum diterima mereka. Namun Sukardi menolak memberikan penjelasan mengapa insentif itu tidak dibagikan kepada guru ngaji yang sudah menyukseskan program Khatam Al Quran tersebut. Ia minta koran ini bertanya langsung kepada Kepala DPPKAD Mura, H Gotri Suyanto, yang hari itu tidak ada di ruangannya karena rapat kerja di Pendopo.

"Saya tidak mau memberikan komentar mengenai masalah ini. Lebih baik tanyakan saja kepada Kepala DPPKAD, jika nanti diminta menjelaskan masalah ini saya siap membeberkannya," kata Sukardi di ruang kerjanya.
Ia mengaku tidak hanya guru ngaji Tabarena saja belum meneriman insentif melainkan guru ngaji di Kecamatan Megang Sakti juga belum mendapatkannya. Namun, sekali lagi Sukardi menegaskan ia tak akan memberikan alasan mengapa insentif itu belum dibayarkan kepada guru ngaji tersebut.

Sukardi hanya menyatakan ia bersama tim DPPKAD sudah mendatangi pihak kecamatan meminta agar guru ngaji mengambil insentif. Tetapi guru ngaji itu tidak mengambilnya sesuai dengan batas waktu pada Desember 2009 lalu. "Kami sudah datang ke kantor Camat guna melakukan koordinasi, tetapi mereka itu tidak datang untuk mengambil insentif," ungkap Sukardi menolak merinci lebih lanjut penyebab guru ngaji tidak datang.

Sumber koran ini mengatakan bahwa sebenarnya insentif itu sudah dianggarkan Pemkab Mura, hanya saja guru ngaji ini ada yang mengambil dan tidak. "Kalau tidak mengambil hingga batas waktu sudah ditetapkan Pemkab Mura, tentu saja insentif itu hangus," kata sumber minta namanya dirahasiakan, kemarin.(06)

0 komentar

Posting Komentar

Image and video hosting by TinyPic

SMS PEMBACA

HONOR
081278784851---kritik/saran Yth bpk bupati musi rawas tlg pikir kan nasib kami yang tela lama honorer di sd sampai puluan thn tks atas perhatian nya

Rombak
085269619904 : Bpti & bawasda srta tmn wrtwn sklian tlng sgra adkan perombakan d dsnkrtrns kpla dnas tdk bs d andalkn. Skrtrs smkn rakus mnguasai keg APBD brsma antek2nya.

Bantuan Banjir
081367428884 : Yth, Bpk. Bupati MURA. Kami masy. Desa Semeteh mengeluh atas bantuan banjir yg diberikan oleh kades katanya bantuan dr Golkar berupa beras bulog yg

Rombak Lagi
085267496378 : Bpti & bawasda, tlng phk lain yg trkait sgra adkan perombakan d dsnkrtrns krn kplany tdk bs d andalkn, skrtris smkn rakus mnguasai APBD 2010 brsmaa. (*)

    ARSIP BERITA