f-Irhandi Kasmara/Linggau Pos
memprihatinkan : Kondisi ruang kelas SD kelas jauh Desa Lubuk Tua yang kondisinya sangat memprihatinkan. foto diabadikan Rabu (7/4).
MUARA KELINGI–Sekolah Dasar (SD) kelas jauh yang terletak di Dusun Sidorejo Desa Lubuk Tua saat ini kondisinya memprihatinkan. Sebab, dari delapan ruang belajar hanya empat yang layak pakai.
"Empat ruangan di SD ini yang layak dipakai karena baru dibangun dua tahun lalu, digunakan untuk belajar tiga ruangan dan satu ruangan untuk kantor," kata Plt Kasek A Maulana Arta, Rabu (7/4).
Dilanjutkannya, SD kelas jauh ini memiliki 380 murid terdiri dari kelas I hingga kelas VI. Sedangkan kegiatan belajarnya pagi dan sore, sebab tidak mampu menampung mereka untuk belajar karena ruang kelas tidak memadai.
Dari delapan ruang kelas, empat ruang kelas saat ini memprihatinkan dan tidak layak pakai karena kondisinya nyaris roboh.
Empat ruang kelas yang terbuat dari papan pada 1994 tersebut dipergunakan sebagai ruang kelas IV yang seluruh dindingnya jebol, sedangkan atapnya sudah bocor karena sejak dibangun dengan atap alang–alang dan baru sekali direhab mengganti atap seng yang saat ini sudah bocor.
Diakuinya, dengan kondisi ruang belajar yang seadanya sangat mengganggu aktivitas belajar, karena kondisi ruang kelas yang hampir roboh bahkan kekurangan mobiler. Sedangkan untuk empat ruang kelas yang baru dibangun permanen dua tahun lalu dari bantuan pihak provinsi juga kondisinya mengkhawatirkan. Selain dinding banyak retak juga pilar sudah banyak yang patah.
"Kondisi gedung sekolah sangat mengkhawatirkan, makanya kami hanya bisa pasrah dan mengharapkan iba Allah SWT jangan sampai gedung ini roboh," katanya.
Untuk itu diharapkan kepada pemerintah dapat memperhatikan sekolah kelas jauh ini dan juga kiranya dapat dijadikan sekolah negeri. Karena murid yang sekolah di sini melebihi sekolah induk SD Negeri Lubuk Tua.
Sementara itu Lusiani yang merupakan guru honor komite yang mengajar sejak 2000 lalau menuturkan, selain kondisi sekolah yang mengkhawatirkan juga sangat kekurangan mobiler.
"Saat ini saja untuk aktifitas mengajar di kelas III sangat kesulitan, karena tidak memiliki papan tulis," katanya. Sehingga, lanjut Lusiana, mereka menerima pelajaran dari penjelasan dari guru saja.
Hermanto (37), wali murid Warga Dusun Mekar Sari menuturkan, mereka sangat khawatir dengan kondisi sekolah ini dan menyayangkan tidak adanya perhatian pemerintah.
"Sekolah ini satu-satunya SD di daerah tersebut karena untuk di sekolah lainnya jaraknya cukup jauh hingga 10 KM. Sehingga anak-anak desa di empat dusun Desa Lubuk Tua bersekolah di sini," kata. Dilanjutkannya, antusias anak-anak untuk sekolah cukup tinggi hal ini terlihat dari semangat mereka tetap sekolah meski sekolah mereka nyaris roboh. Hal yang sama juga dikeluhkan Wen (40), yang anaknya duduk di kelas IV. Ia menuturkan, kondisi ruang belajar yang mengkhawatirkan ini sudah sejak lama, namun belum ada perhatian dari pemerintah untuk memperbaikinya.
"Kami sangat mengkhawatirkan anak-anak kami yang sedang belajar apabila saat musim penghujan, karena saat angin kencang dapat merobohkan ruang kelas tersebut,"katanya.(11)
0 komentar