MUARA BELITI- Menghadapi perubahan iklim yang tidak menentu (Ektrim) terjadi beberapa bulan ini Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Kabupaten Mura harus melakukan antisipasi.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Kabupaten Mura, Hendi UP menjelaskan cuaca iklim tidak menentu bagi petani bukan hal baru sebab sebelumnya ada peringatan (Warning) langsung dari pusat terhadap perubahan iklim global, musim dan sebagainya.
“Antisipasi pengaruh perubahan iklim yang ekstrim, kita sudah menyiapkan beberapa tips diantaranya menggunakan varitas unggul umur pendek. Kemudian kami juga sedang membina kelompok-kelompok yang rawan terhadap kekeringan air serta tidak ada air Irigasi. Para petani kita bina bagaimana bertani yang relevasi dengan iklim selama ini,” kata Hendi pada koran ini, baru-baru ini.
Lanjut Hendi, selama ini petani selalu berpoya-poya dengan air sedangkan daerah yang diujung banyak memerlukan air. “Padahal sebenarnya kebutuhan minimal bisa kita manfaatkan dengan baik,” ucap Hendi.
Dikatakanya masalah hemat air itu sebenarnya di teknologi tetapi kebiasaan petani banyak air terlalu menghamburkan. Sedangkan kondisi petani setiap daerah tidak sama di daerah ujung sering membutuhkan air karena pengairan tidak sampai. “Akan tetapi yang di atasnya airnya kebanyakan makanya porlu perlu dilakukan penghematan air,”jelasnya.
Disinggung masalah bantuan benih bagi petani yang areal persawahanya terkena banjir pada 2009 seperti Muara Kelingi, Muara Lakitan, Hendi mengatakan itu sudah terealisasi secara bertahap.
“Datanya itu semua dari pusat dibagikan kekelompok-kelompok dan kita wanti-wanti jangan sampai salah yang seharusnya menerima tetapi tidak, desa yang tidak kena banjir tau-tau dapat, kita beri berdasarkan berdasarkan peta lapangan,” pungkasnya.(05)
0 komentar