Image Hosting


*Seni Tradisional Mulai Redup Digerus Zaman

Seni tari tradisional diwariskan para leluhur menyimpan nilai-nilai norma kehidupan sekarang mulai tenggelam. Pasalnya, kesenian ini tersisih dengan derasnya arus seni koreograpi modern yang sekarang sudah sampai ke pelosok desa.
Irhandi Kasmara, Musi Rawas
NAMUN seni tradisional itu bak mutiara terpendam. Karena masih lestari di desa-desa pinggiran di Kabupaten Mura yang salah satunya masih bertahan di Desa Napalicin, Kecamatan Ulu Rawas.

Saat ini anak-anak desa mulai menghidupkan dan membangkitkan kembali keinginan mereka mempelajari seni tari tradisional, bahkan seni tutur yang diantaranya menandai dan berejung.
“Saat ini sudah mulai tumbuh minat anak-anak untuk mempelajari pusaka lama ini,” kata Sispari menerjemahkan ucapan Isan (80), sesepuh Desa Napalicin. Mereka ini masih terus memberikan dorongan kepada anak-anak agar belajar kesenian peninggalan leluhur mereka.
Dikisahkan Sispari merupakan ibu dua anak, yang mempelajari tari piring dan kain dari guru tari Kelurahan Surulangun Rawas, sekarang anak-anak di Desa Napalicin mulai berminat mempelajari seni tari dibimbing Isan dan adiknya.
Isan yang piawai memainkan alat musik biola menjadi kakek satu-satunya selalu mengiringi gerak tari dilakoninya dan anak-anak lainnya. Meski tubuh renta seusang biolanya, namun gesekan biola Isan akan terdengar syahdu sebagai pembimbing gerak langkah kaki meniti piring yang ditangkup gelas. Selaras dengan liukan tubuh diimbangi kedua tangan memainkan piring.
Gesekan biola kakek renta yang pendengarannya telah berkurang, seakan mengundang decak kagum penonton. Saat penampilan anak asuhnya di atas panggung bahkan saat pembukaan Kejurnas Arung Jeram Mura Open 2009 diadakan di Pulau Kidak, Kecamatan Ulu Rawas. Dengan naluri seni yang tinggi, Isan menggesekkan biola usang, segersang lagu Bengawan Solo diciptakan Gesang. Suara alunan melodi keluar bagaikan riak Sungai Rawas terkadang tenang bergelombang, bahkan bergejolak menerjang cadas terus membimbing penari untuk terus beraksi.
Dua tarian tradisional, tari piring dipadukan tari kain dan juga tari piring gelas diiringi gesekan biola Isan menjadi pelepas penat bagi peserta, maupun tamu yang datang dari luar daerah maupun Kota Lubuklinggau yang hadir. Setelah menempuh perjalanan 3 jam dari Kota Lubuklinggau menuju lokasi.
Tak urung berbondong-bondong pejabat maupun masyarakat yang menyaksikan atraksi seni tari merogoh kocek untuk memberi saweran. Suara riuh tepuk tangan mengiringi akhir gesekan biola, dan sujud para penari menandakan hormat kepada tamu yang menghargai penampilan mereka.
“Tidak ada bayaran khusus dalam penampilan kami, namun ini semua menjadi kepuasan dan kebanggaan karena seni tradisional masih dicintai,” kata Sispari sesuai penampilan menuturkan tarian piring yang ditampilkan mengisahkan kegembiraan leluhur yang menemukan alat untuk makan, yang tahan lama meski diinjak dengan kaki.(*)

0 komentar

Posting Komentar

Image and video hosting by TinyPic

SMS PEMBACA

HONOR
081278784851---kritik/saran Yth bpk bupati musi rawas tlg pikir kan nasib kami yang tela lama honorer di sd sampai puluan thn tks atas perhatian nya

Rombak
085269619904 : Bpti & bawasda srta tmn wrtwn sklian tlng sgra adkan perombakan d dsnkrtrns kpla dnas tdk bs d andalkn. Skrtrs smkn rakus mnguasai keg APBD brsma antek2nya.

Bantuan Banjir
081367428884 : Yth, Bpk. Bupati MURA. Kami masy. Desa Semeteh mengeluh atas bantuan banjir yg diberikan oleh kades katanya bantuan dr Golkar berupa beras bulog yg

Rombak Lagi
085267496378 : Bpti & bawasda, tlng phk lain yg trkait sgra adkan perombakan d dsnkrtrns krn kplany tdk bs d andalkn, skrtris smkn rakus mnguasai APBD 2010 brsmaa. (*)

    ARSIP BERITA