BTS ULU-Kenginan anak–anak suku Komunitas Adat Tertinggal (KAT) Sungai Teras Desa Harapan Makmur, Kecamatan BTS Ulu, mendapatkan pendidikan menjadi perhatian mantan guru bantu di SD Tambangan, Yetty Oktapia. Guru ini mengabdikan diri untuk mengajar anak-anak suku KAT tanpa imbalan.
”Sekarang anak-anak suku KAT mulai mengenal tulis menulis berkat mantan guru honor, Yetty Oktapia. Dia peduli untuk membagikan ilmunya kepada anak-anak,” kata Malik (39), pembina suku KAT Sungai Teras.
Dilanjutkannya, sekarang sudah 38 anak makin rajin belajar setiap hari meski masih ada puluhan lagi masih ikut orang tuanya di dalam hutan. “Mereka diberi pelajaran berhitung dan tulis–menulis seperti layaknya sekolah biasa.
Namun mereka bersekolah waktunya tidak dari pagi sebab terkadang mereka datang siang hari,” papar Malik.
Kondisi ini disebabkan tempat tinggal mereka cukup jauh dari sekolah. Serta mesti menempuh perjalanan dengan jalan kaki.
Dikatakannya, relawan yang mulia tersebut bernama Yetty Oktapia ibu seorang anak, yang tinggal di Desa Harapan Makmur. “Berkat kerjasama antara kades dan kepala suku KAT, maka Yetty diberi rumah tinggal dan juga lahan garapan untuk suaminya menetap di tengah-tengah suku KAT,” papar Malik.
Ditambahkan Malik, rumah yang ditempati relawan bersama keluarga merupakan salah satu rumah yang dibangun pemerintah 2009 lalu. Di samping itu pemerintah juga membangun balai sosial dimanfaatkan untuk ruang belajar anak-anak KAT, serta satu unit pos jaga.
“Untuk mobiler yang ada dibangun masyarakat suku KAT dari sisa-sisa pembangunan perumahan mereka. Namun sebelumnya anak-anak belajar di bawah rumah kepala suku dengan dinding papan,” ungkap Malik.
Sementara itu, Kades Harapan Makmur, Pakulamuna mengatakan, keinginan anak-anak untuk belajar membaca dan menulis cukup tinggi, namun seluruh anak-anak itu belum dapat mengikuti pelajaran karena mereka masih mengikuti orang tuanya untuk hidup nomaden (berpindah pindah).
”Suku KAT yang ada di Desa Harapan Makmur sebanyak 76 KK dan masih 41 KK masih hidup nomaden di dalam hutan,” kata Pakulamuna.
Dilanjukan Pakulamuna, sekarang ini hanya warga yang rumahnya dibangun pemerintah saja, sudah hidup menetap. Namun fasilitas mereka masih sangat kurang karena sarana kesehatan belum dimiliki. Selain itu jarak Desa Harapan Makmur ke rompok suku KAT berjarak 10 km masih jalan tanah milik PT MHP,” tambahnya.(11)
0 komentar