MUSI RAWAS–Koordinator LSM Komunitas Masyarakat Marjinal (Komunal) Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas (Mura), Mamad sangat menyayangkan program besar dicanangkan duet Ridwan Mukti dan Ratnawati Ibnu Amin mendekati masa akhir jabatan mereka. Pasalnya, pasangan ini belum menunjukan peningkatan kesejahteraan berarti bagi masyarakat Kabupaten Mura.
“Cukup banyak program besar yang digembar-gemborkan Bupati Ridwan Mukti untuk kesejahteraan masyarakat. Misalnya, Mura terang benderang, Bumi Agropolitan Centre hingga pintu gerbang investasi sektor barat, bahkan program-program prestisius lainnya. Namun, program-program itu hingga berakhirnya masa akhir jabatan belum menunjukkan peningkatan perekonomian yang berarti bagi masyarakat Kabupaten Mura,” papar Mamad kepada koran ini, Sabtu (27/3).
Mamad menyebutkan terlihat dari gagalnya program Mura terang benderang, Bumi AC hanya berbekas pada pembangunan di lima distrik, yaitu Distrik SP Terawas, Muara Lakitan, Muara Beliti, Muara Kelingi, dan Simpang Rimau. “Di sana masih merupakan onggokan ruko yang belum dimanfaatkan dengan maksimal,” ungkap Mamad.
Belum lagi, lanjut dia, gerbang investasi sektor barat saat ini pembangunan Terminal Peti Kemas belum jelas di mana letaknya. “Kondisi tersebut patut menjadi perhatian serius, karena pembangunan lima tahun kepemimpinan Ridwan menyerap dana APBD miliaran rupiah. Tetapi sampai saat ini belum menunjukkan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” papar Mamad.
Dilanjutkan Mamad, fakta menunjukkan Indeks Prestasi Manusia (IPM) Mura sekarang terendah dari daerah lainnya di Sumsel. Apalagi di Kabupaten Mura masih memiliki 42 desa tertinggal dengan rincian 10 diantaranya berstatus sangat tertinggal tersebar di Kecamatan Ulu Rawas, Jayaloka, BTS Ulu dan Muara Lakitan.
Malah, lanjut Mamad, desa tertinggal ini telah ditetapkan bupati melalui Keputusan Bupati Mura Nomor: 922/KPTS/BPMPD/2008 tanggal 16 Desember 2008 tentang Penetapan Desa Tertinggal di Kabupaten Mura.
Diakui Mamad, sekarang Kabupaten Mura baru menunjukan kulitnya karena yang terlihat oleh masyarakat daerah lain hanya gedung kompleks perkantoran AC di Kecamatan Muara Beliti, yang sejak dua tahun ini mulai membangun.
Selain itu juga keluhan masyarakat mengenai buruknya pembangunan infrastruktur, terutama jalan menjadi prioritas pengajuan pada Musrenbang setiap tahunnya.
“Beberapa desa di Kabupaten Mura terisolir karena belum maksimalnya pembangunan jalan. Sementara kekecewaan warga terhadap pembangunan infrastruktur jalan ditunjukan dengan ancaman akan portal jalan dilakukan masyarakat tujuh desa, diantaranya Desa Mambang, Marga Sakti, Veteran Jaya, Karya Mukti, Karya Sakti, Beliti Jaya, dan Tugu Sempurna Kecamatan Muara Kelingi.
Di lain tempat kekecewaan juga ditunjukkan warga desa Tugu Sempurna atas buruknya infrastruktur jalan. “Kami sangat kecewa karena jalan menuju desa kami sudah sering kali dianggarkan dananya tetapi tidak kunjung selesai,” kata Supri, warga Tugu Sempurna.
Dilanjutkannya, pada saat musim penghujan mereka kesulitan untuk keluar desa karena jalan desa mereka berlumpur. Sehingga seluruh harga bahan pokok sangat melambung tinggi bahkan petani sulit untuk mengeluarkan hasil panen mereka.(11)
0 komentar