Image Hosting





Wagiran yang sedang menunjukan areal persawannya yang terserang tungro di Desa Karyadadi Kecamatan Purwodadi




Petani Merugi Ratusan Juta
PURWODADI–Sedikitnya 100 hektare (ha) sawah petani di Desa Karyadadi, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Musi Rawas (Mura), diserang penyakit tungro (mutung dijero). Akibatnya, petani merugi dengan gagal panen serta uang hingga ratusan juta rupiah.

“Hama ini merupakan tahun kedua serangan penyakit serupa. Pada 10 tahun lalu sawah kami juga diserang tungro. Untuk menanggulanginya kami telah mengganti dengan menggunakan varietas unggulan seperti mikonga, ciherang dan lainnya kembali menyerang sawah petani,” kata Wagiran (34), warga Dusun III, Desa Karyadadi, Sabtu (28/3).

Dijelaskan Wagiran, tanaman padi diserang tungro di daerah itu sekarang telah memasuki umur 70 hari. Dimana semula hanya menyerang beberapa petak sawah, namun sepekan kemudian penyakit itu meluas hingga ratusan hektare lainnya.

Akibat penyakit ini, para petani diperkirakan mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. ”Penyakit itu tidak saja merusak setengah hektare sawah milik saya, tetapi menyerang sawah petani di lima dusun lain di Desa Karyadadi diperkirakan mencapai ratusan hektar,” jelasnya.
Kendati sudah dilakukan penyemprotan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Mura. Namun upaya itu tidak dapat mengembalikan kondisi tanaman padi mereka.

“Dari penjelasan petugas penyuluh pertanian sekarang belum ada obat atau pestisida untuk mengatasi serangan penyakit tungro. Saat ini kami hanya pasrah, karena tanaman padi itu sudah tidak bisa diselamatkan lagi,” ungkapnya.

Ia minta ada perhatian Pemkab Mura guna membantu petani mengatasi masalah tersebut. Karena akibat serangan penyakit itu menimbulkan kerugian dialami petani, sehingga dikhawatirkan tidak bisa mengolah lahan pada masa tanam berikutnya.

Hal senada dikatakan Kasan (70), warga yang sama menyatakan akibat serangan penyakit telah memupuskan harapannya untuk memperoleh keuntungan dari lahan miliknya seluas 3/4 ha.
”Saya menggantungkan hidup dari hasil mengolah lahan tersebut, kalau begini bagaimana saya akan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi lahan pertanian milik saya ini hanya bisa diolah setahun sekali,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Mura, Gufron mengatakan, pihaknya sudah mendengar mengenai masalah dialami petani untuk mencari solusinya. Untuk itu mereka telah melakukan rapat koordinasi dengan dinas terkait.
“Hasilnya diketahui jika salah satu penyebab serangan virus yakni penggunaan bibit tertentu, seperti varietas dengan label Banyuasin. Karena bibit jenis itu hanya cocok di sawah tadah hujan seperti di Kabupaten Banyuasin,” ungkap Gufron.

Untuk lahan persawahan di Kabupaten Mura, lanjut dia, menggunakan irigasi teknis. Jadi, varietas jenis itu tidak cocok dan sangat rentan dengan serangan virus hingga menyebabkan tungro. “Kami harap petani menghindari varietas jenis itu,” papar Gufron seraya berharap Pemkab Mura melalui dinas terkait memberikan bantuan bibit kepada petani, agar mereka bisa kembali menanam di musim berikutnya dengan prioritas daerah yang paling parah terkena serangan hama.(11)

0 komentar

Posting Komentar

Image and video hosting by TinyPic

SMS PEMBACA

HONOR
081278784851---kritik/saran Yth bpk bupati musi rawas tlg pikir kan nasib kami yang tela lama honorer di sd sampai puluan thn tks atas perhatian nya

Rombak
085269619904 : Bpti & bawasda srta tmn wrtwn sklian tlng sgra adkan perombakan d dsnkrtrns kpla dnas tdk bs d andalkn. Skrtrs smkn rakus mnguasai keg APBD brsma antek2nya.

Bantuan Banjir
081367428884 : Yth, Bpk. Bupati MURA. Kami masy. Desa Semeteh mengeluh atas bantuan banjir yg diberikan oleh kades katanya bantuan dr Golkar berupa beras bulog yg

Rombak Lagi
085267496378 : Bpti & bawasda, tlng phk lain yg trkait sgra adkan perombakan d dsnkrtrns krn kplany tdk bs d andalkn, skrtris smkn rakus mnguasai APBD 2010 brsmaa. (*)

    ARSIP BERITA