f-ist
Para pengunjung sedang berjalan di jalan setapak Bukit Cogong Lestari. Foto diabadikan Minggu (7/3).
MUSI RAWAS–Pasca banjir beberapa pekan lalu, sumur milik masyarakat Desa Pangkalan Tarum (PT), Kecamatan BTS Ulu, diduga mengeluarkan semburan gas. Akibatnya, sumur milik keluarga Alimun Hakim ini mengundang perhatian warga desa setempat meski tidak membahayakan.
Menurut Alimun Hakim (38), sumur milik keluarga yang biasa digunakan untuk konsumsi sehari–hari dibangun melalui program pemerintah 2009 bersamaan dengan pembuatan sumur warga desa lainnya. Selesai dibangun sumur itu minim ketersediaan air walaupun kedalamannya mencapai 11 meter lebih.
“Sebelumnya terlihat air sumur seperti mendidih hingga terdengar ada suara gemuruh. Nah suara itu mengundang perhatian warga desa untuk melihat keanehan terjadi di sumur tersebut,” tutur Alimun Hakim, Sabtu (6/3).
Adanya semburan air sumur yang tidak lazim ini, sambung dia, membuat keluarganya takut mengkonsumsi air dari sumur untuk keperluan sehari–hari. Kami terpaksa mengambil air dari sumur tetangga,” kata Alimun.
Ia menjelaskan sejak air sumur mengeluarkan semburan gas membuat keluarganya tidak berani lagi menggunakan air dari sumur untuk konsumsi sehari–hari. “Tapi kami pernah mencoba mencicipi air itu sama sebelumnya air terasa dingin dan rasanya tidak berubah,” papar Alimun.
Sementara itu Ketua BPD Desa Pangkalan Tarum, Mistar Lubis mengungkapkan, selain mendapat perhatian masyarakat pihaknya sudah menyampaikan hal ini kepada pihak kecamatan. Saat meninjau lokasi banjir lalu, Bupati Mura, Ridwan Mukti juga melihat lokasi sumur diduga mengeluarkan gas.
Mistar menyatakan dalam kesempatan itu, bupati minta kepada warga tidak panik serta menginstruksikan instansi terkait melakukan penelitian. Terpisah, Pengelola Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dari Dinas PU Cipta Karya Mura, Ferry Putera mengatakan, saat awal pembuatan sumur tidak ada tanda atau gejala awal sumur akan mengeluarkan semburan sehingga kejadian ini mengejutkan pihaknya.
“Di awal pembuatan sumur tidak ada tanda–tanda seperti itu karena kondisinya sama saja dengan sumur lainnya. Kejadian ini mengagetkan kami, tetapi tetap akan ditindaklanjuti dengan melakukan koordinasi bersama instansi terkait,” tandas Ferry.(11)
0 komentar