MUSI RAWAS–Pemkab Mura meminta kepada Pemprov Sumsel agar dana sharing program sekolah gratis dikurangi 10 persen. Dana tersebut rencananya dipakai untuk menambah kelas dan memperbaiki sejumlah sekolah mengalami kerusakan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mura, Edi Siswanto menjelaskan, dengan bergulirnya program pendidikan gratis membuat minat belajar anak-anak usia sekolah makin meningkat. Untuk itu harus diimbangi dengan peningkatan fasilitas yang memadai.
“Saat ini dari sekitar 700 sekolah yang ada, terutama di TK, SD dan SMP kondisinya sudah rusak dan sangat mendesak untuk diperbaiki. Selain itu dengan meningkatnya minat belajar siswa, banyak sekolah yang kelebihan daya tampung sehingga perlu dilakukan penambahan ruangan kelas untuk mengatasinya,” ungkap Edi Siswanto, Jumat (9/4).
Ia meneruskan, guna mewujudkan semua itu pihaknya mengambil inisiatif dengan meminta pengurangan dana sharing dengan Pemprov Sumsel terkait dana sekolah gratis. Dia menjelaskan, setiap tahun dana untuk menunjang pendidikan gratis mencapai Rp 16 miliar dibagi dua antara Pemkab Mura dan Pemprov Sumsel.
“Jadi setiap tahun Pemkab Mura harus menyiapkan dana sekitar Rp 8 miliar untuk sharing dana. Dengan adanya pengurangan sebanyak 10 persen atau sekitar Rp 2 miliar, kita akan memiliki dana untuk rehabilitasi sekolah dan penambahan kelas,” jelas Edi Siswanto.
Dengan dilakukannya penambahan kelas dan perbaikan sekolah, ia berharap dapat membantu meningkatkan Indeks Prestasi Manusia (IPM) dibidang pendidikan yang masih tergolong rendah. “Salah satu indikatornya IPM rendah adalah masih banyaknya siswa terpaksa harus belajar dengan cara kelas jauh. Karena di daerahnya tidak ada sekolah sehingga hasilnya tidak maksimal,” papar Edi Siswanto menyebutkan, tingkat SD Angka Partisipasi Kasar (APK) baru mencapai 113, SMP 96 dan SMA 60.
0 komentar