MUSI RAWAS–Pengurus Forum Nguru Ngaji (FGN) Kabupaten Mura melakukan klarifikasi terhadap informasi yang sudah beredar di masyarakat jika insentif guru ngaji "disunat" oknum. Soalnya akibat pemberitaan tersebut membuat pengurus FGN merasa divonis telah melakukan pemotongan terhadap insentif guru ngaji.
Pengurus FGN Mura sangat menyesalkan tersebarnya isu dugaan pemotongan insentif guru ngaji ke tengah-tengah masyarakat, karena isu itu tidak benar sama sekali. Menurut Ketua Umum FGN Kabupaten Mura, H Yulianto Nurdin serta Sekretaris Umum, Zu’alfi Azyadi,
dalam berita tersebut seolah-seolah FGN Mura telah membuat suatu kebijakan dengan menginstruksikan dan memerintah Kepala KUA dan FGN Kecamatan Megang Sakti memotong insentif guru ngaji sebesar Rp 25 ribu per orang. "Kami seakan-akan diposisikan bos yang menarik setoran dari anak buah. Kami tegaskan bahwa itu tidak benar, fitnah dan sangat menyesatkan. Kami harus meluruskan melalui surat terbuka ini," tegas Yulianto Nurdin melalui siaran persnya, Senin (24/5).
Keterkejutan pengurus ini, lanjut Yulianto, berawal dari telepon Plt Sekda Mura, H Sulaiman Kohar pada Selasa, 18 Mei 2010 pukul 06.16 WIB kepada Sekum Zu’alfi Azyadi, yang mempertanyakan berita di koran lokal memuat dugaan pemotongan insentif guru ngaji. Sekali lagi ia menegaskan bahwa isu itu tidak benar dan sangat merugikan mereka selaku pengurus FGN Mura.
"Kami pada hari itu juga langsung melakukan koordinasi dengan pengurus lainnya guna menentukan sikap dalam mengatasi masalah ini. Kami lihat SK guru ngaji yang menerima insentif guru ngaji. Satu-satunya orang yang berinisial ST adalah Slamet Tanjung, guru ngaji berasal dari Desa Pagar Ayu yang kebetulan menerima insentif secara simbolis dari Bupati Mura pada 16 Mei 2010. "Kami sudah menanyakan kepada Slamet Tanjung, dan dia tidak pernah menyampaikan kepada wartawan seperti yang diberitakan," tambahnya.
Ia juga menyesalkan sekali pihak yang sudah menyebarkan isu tak benar melalui media cetak lokal. "Pintu maaf kami selalu terbuka untuk anda (Yang menyebarkan isu, red) karena yang terjadi hanyalah miss communication saja. Kami yakin anda tahu bahwa akibat isu itu tak hanya mencoreng nama baik FGN Kabupaten Mura tetapi juga institusi kementrian agama Kabupaten Mura, serta pihak-pihak lain turut dirugikan," papar Yulianto yang sudah melakukan cros cek ke Megang Sakti bertemu dengan Kepala KUA Megang Sakti, agar persoalan ini menjadi jelas.(01)
0 komentar