MUSI RAWAS–Jumlah peserta KB pengguna Medis Operasi Pria (MOP) hingga April 2010 baru satu orang. Peserta MOP tertinggi untuk Kabupaten Musi Rawas (Mura) terjadi pada tahun 2008 mencapai 62, sedangkan 2009 hanya dua orang.
Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKN) Kabupaten Mura, Jemain, mengakui, masalah alat kontrasepsi pria di Kabupaten Mura belum memasyarakat. Kalaupun mereka sudah tahu peminatnya sangat minim.
Menurut Jamain, ada beberapa faktor penyebab rendahnya pengguna MOP. Disamping masyarakat masih awam tentang alat kontrasepsi MOP untuk pria, juga ada anggapan bahwa dengan memakai MOP bisa mempengaruhi kejantanan pria saat berhubungan. Padahal ini tidak mempengruhui hubungan seks, bahkan lebih baik,"kata Jemain.
Ditanya masalah efeksamping, Jemain mengatakan selama ini belum ada keluhan dari peserta KB pria yang menggunakan MOP. Pria menggunakan alat kontrasepsi MOP yang benar-benar ikhlas untuk tidak memiliki anak lagi.
Kepala Bidang Data BKKBN Mura, Ahmad Farhan, didampingi Kesehatan Reprodusi Remaja (KRR) Bakri, mengatakan jumlah peserta KB sampai April 2010 mencapai 7410 peserta.
Pengguna
"Diataranya menggunakan Implat ada 2445, IUD (Intra Utre Desis) baru 76, MOW (Medis Operasi Wanita) delapan peserta, MOP (Medis Operasi Pria) satu peserta. Kemudian pengguna kondom 143 peserta, KB suntik 3238, penggunaan pil ada 1444 peserta,"jelas Farhan.
Hingga akhir Desember 2009, target Perkiraan Permitaan Masyarakat menjadi Peserta KB (PPMPB) 22,204 peserta, tercapai 25579. Jumlah ini sudah melebihi target yang ditetapkan. "Dan yang paling dominati, masyarakat menggunakan alat kontrasepsi suntik mencapai 13102 peserta."ucap Farhan.
Kalau melihat jumlah peserta KB saat ini, masyarakat sudah antusias untuk ber KB. Ditambahkannya KRR di tahun 2010, dari hasil pantauan masyarakat, banyak peserta KB beralih ke Implant. Terbukti sampai akhir April 2010, sudah mencapai 2445 peserta Implant. Hal ini disebabkan implant lebih prkatis pemakaiannya. "Dan tahan sampai tiga tahun, baru diganti,"sambung Bakri.
Menurut Bakri, untuk mendapatkan alat kontrasepsi tidak perlu membayar, karena diberikan secara cuma-cuma(gratis). "Melalui KUPT atau bidan desa di kecamatan masing-masing, alat kontrasepsi KB ini sudah bisa didapat,"kata Bakri.
Masalah pelaksanaan, pihak BKKBN membuat jadwal per tri wulan untuk masing-masing KUPT kecamatan. Nantimya dari KUPT mengumpulkan masyarakat. "Setelah itu kita datang untuk mengkondisikan kegiatan KB beserta dengan KUPT KB di kecamatan,"papar Bakri.(05)
0 komentar