LUBUKLINGGAU–Ulama di Kota Lubuklinggau prihatin maraknya peredaran video mesum mirip artis “Luna Maya-Ariel-Cut Tari” di masyarakat. Alasannya ulah oknum yang menyebarka video mesum bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Menurut ulama H Syaiful Hadi, ia menyesalkan adanya komplotan produser yang menyebarkan pornografi ke tengah-tengah masyarakat Indonesia. “Saya sangat menyesalkan sekali adanya komplotan produser pornografi karena bertentangan dengan ajaran Islam dan norma-norma agama. Bukankah Negara Indonesia adalah Negara yang berketuhanan dan warganya itu agamis,” jelas Syaiful Hadi kepada koran ini, Rabu (15/6).
Lebih jauh ia menyayangkan mengapa orang-orang menyikapi fenomena ini dengan seenak perutnya sendiri tanpa merujuk ke dalil agama. “Seakan-seakan ini menunjukkan bahwa pendapat orang itu lebih penting dari Tuhan. Misalnya pelaku zina yang menzinahi istri orang, kok dibilang sebagai korban. Padahal sebenarnya pelaku zina yang sudah membuat masyarakat menjadi korban karena akibat perbuatan zina mereka menganggu mental masyarakat,” papar Pimpinan Ponpes Ar Risalah Lubuklinggau ini.
Syaiful Hadi juga mengkritisi agar yang dipersalahkan adalah para pelaku video mesum tersebut, bukan pengedarnya. “Tanpa pelaku video mesum itu maka tak akan ada peredaran videonya ke masyarakat. Saya juga menyitir hadist Nabi yang berbunyi, siksa neraka paling hina adalah musyrik dan menzinqhi istri orang. Dari hadist ini dapat saya simpulkan lebih baik hukum yang berat pelakunya daripada pengedar video mesum itu, karena pengedar itu dikasih peran oleh Allah SWT untuk membuka aib pelaku perzinahan,” ungkap Syaiful Hadi mengingatkan juga, pelaku zina itu mengundang murka Allah dan membahayakan dirinya juga orang banyak.
“Oleh karena itu pada sisi lain kita juga harus menyelamatkan mereka agar tidak berdosa terus,” papar Syaiful Hadi.
Untuk diketahui, peredaran video mesum artis ibukota ini mengguncang Indonesia karena beredar luas melalui internet. Kasus ini sudah diselidiki Polri hingga diketahui jika video mesum itu memang asli setelah diteliti ahli telematika, Roy Suryo.(01)
0 komentar