Keikhlasan Menjadi Kunci Utama Dalam Bekerja
Menjabat sebagai Kasubbag Tata Usaha Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Musi Rawas, Drs Asror berusaha berbuat semaksimal mungkin dalam bekerja. Ia yang ditetapkan definitif sejak 1 Oktober 2010 menjalankan tugas dengan perasaan ikhlas dan
Budi Santoso, Musi Rawas
SENYUM mengembang dari bibir Asror saat disambangi wartawan koran ini, kemarin (13/1) di ruang kerjanya. Lelaki asli Nganjuk Jawa Timur ini mau membagi sebagian kisah hidupnya untuk menjadi perenungan dan juga inspirasi untuk pembaca.
Sekilas nampak tidak ada beban di wajah pria berkumis tebal ini. Bisa saja disebabkan suami Masyitoh yang sudah dikaruniai tiga anak menjalankan pekerjaan dengan perasaan ikhlas sehingga hasil kerja dijalankan dapat maksimal. Apalagi Asror menilai jabatan yang diembannya merupakan sebuah amanah mesti dilaksanakannya. Sebelum menduduki jabatan sekarang ini, Asror yang menerima SK pertama CPNS mulai 1 Maret 1995 telah banyak bertugas di sejumlah tempat. Mulai menjadi Wakil PPN KUA Kecamatan Jayaloka, Kepala KUA Kecamatan Muara Kelingi, Kepala KUA Kecamatan Muara Beliti, Kasi Urais Kandepag Mura, PYMT Kepala Subbag TU Kemenag, dan sekarang Kasubbag TU Kemenag Mura.
Mengenai tugasnya ini, Asror mengatakan menjalankan sebuah amanah itu harus dilaksanakan dengan penuh keikhlasan agar bekerja tidak menjadi berat. “Kalau menjadi beban itu akan berat. Insya Allah jika kita ikhlas tentu pekerjaan itu dapat berjalan dengan lancar,” imbuh Asror yang bekerja mulai sebagai calon pegawai hingga sekarang ini memiliki banyak sekali pengalaman. Juga kesan mendalam yang dapat diambil hingga menjadi pelajaran untuk ke depannya. Asror mengaku saat bekerja ia mesti memahami karakter setiap orang yang berbeda-beda. Sehingga ia mesti dapat memahami serta pandai menyikapi segala persoalan yang sedang terjadi pada saat itu.
“Kita harus pandai memahami karakter seseorang. Misalnya ada orang yang keras kepala minta pelayanan pada kita hingga kita harus berusaha memahami keinginan orang tersebut, jangan sampai dia tersinggung. Yang jelas kita harus faham dengan tugas dan fungsi kita saat bekerja,” ucap Asror pernah mengalami kejadian yang selalu dikenangnya saat bertugas menjadi Kepala KUA Jayaloka.
Menurut dia, saat itu ada orang yang mau menikah padahal saat itu masih dalam masa iddah. Orang itu ngotot minta Asror menikahkan dirinya sampai keluarganya ikut-ikutan tetapi ia menolak untuk melakukannya.
“Saya sempat ditanya orang tuanya mengapa tidak mau menikahkan anaknya, ya saya jawab saja tetap berpedoman dengan hukum syariah Islam. Masa iddah itu diatur dalam agama menyebutkan dalam masa itu tidak boleh dinikahkan. Ketentuannya untuk iddah cerai itu sampai tiga bulan masa iddahnya,” ungkap Asror dengan suara terdengar teratur mengenang kejadian tersebut. Kejadian ini sendiri membekas dalam dirinya karena memegang teguh pendirian.
“Saya kurang tahu apakah pasangan itu menikah atau tidak. Karena saya menolak untuk menikahkan pasangan tersebut,” paparnya mengenang. Untuk itu, Asror menilai semua yang dialami ini merupakan pengalaman yang menjadi bumbu dalam hidupnya.
Alumni Fakultas Syariah IAIN Raden Fatah Palembang yang sekarang juga sedang mengambil S2 jurusan hukum ekonomi Islam di tempat kuliah yang sama, berprinsip jika setiap orang itu ingi dihargai.
“Sehingga saya menerapkan dengan staf untuk berbagi baik dalam hal pekerjaan maupun materi. Sehingga tercipta hubungan kerja yang baik antara saya dengan staf,” jelas Asror membocorkan resep kebersamaan dengan stafnya. Sekali lagi, Asror menegaskan ia mengedepankan keikhlasan dalam bekerja agar berjalan dengan lancar. (*)
0 komentar