MUSI RAWAS-Masyarakat mesti tahu penyebab maraknya penyakit Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjangkiti masyarakat. Salah satunya kotornya lingkungan ditempat tinggal masyarakat
Untuk diketahui, di Kabupaten Mura terdapat beberapa penyakit yang dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB), misalnya, hingga 2008 lalu, ISPA masih mendominasi penyakit tertinggi di Kabupagten Mura menyusul diare dan malaria.
Penyebabnya, tak lain rendahnya menjaga sanitasi rumah, sarana air minum dan jamban (WC) tidak terpelihara, serta dampak dari prilaku hidup sehat yang masih rendah.
Selama 2008 lalu, penderita ISPA dan influenza mencapai 12.780 jiwa, jumlah ini diperkirakan bertambah pada 2009. Penyebabnya, meningkatnya pembangunan infrastruktur yang menimbulkan debu hingga terbang puluhan kilometer.
"Jumlah itu naik dibandingkan tahun lalu tercatat 11.641 jiwa dan tersebar di 21 kecamatan," kata Tenaga Survei Efidemiologi pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mura, Nasrul Bayumi kepada wartawan, baru-baru ini.
Nasrul, sapaan pria ini menjelaskan, serangan ISPA dan influenza karena faktor lingkungan yang tidak terawat, prilaku menjaga kesehatan dan kebersihan rendah, serta pengaruh sanitasi rumah tangga yang tidak lancar.
Dia mengatakan, pada 2008 ada sekitar 10.453 jiwa terjangkit diare. Dan jumlah itu lebih rendah dibandingkan 2007 sebanyak 11.626 kasus.
Penderita diare, kata dia, terbagi beberapa kelompok umur dengan kelompok terbesar balita mencapai angka 20 persen.
Selain itu, kata Nasrul, Dinkes Mura menangani penderita penyakit malaria baik klinis maupun malaria diagnosa karena gigitan nyamuk Anopheles.
Sementara itu, Yanuar Saleh dari Dinkes Mura menjelaskan, Kabupaten Mura setiap tahun ada kecenderungan peningkatan penderita penyakit ISPA. Hal itu patut menjadi perhatian serius karena dapat mengancam program Indonesia sehat 2010.
”Kecenderungan peningkatan penyakit karena minimnya dana dianggarkan pemerintah dalam hal deteksi juga pencegahan penyakit,” kata Yanuar Saleh.
Salah satu contoh, saat menanggulangi dampak KLB Chikungunya hampir terjadi di seluruh kecamatan, karena minimmnya fasilitas dan alat yang dimiliki untuk melakukan fogging. Sehingga fokus serta minimnya informasi didapatkan masyarakat menjaga kebersihan lingkungan terbilang minim.
Dilanjutkan Yanuar Saleh, selama ini pembangunan dibidang kesehatan porsi pendanaan masih fokus pada infrastruktur, dan belum mengutamakan pembangunan untuk bidang preventif (Pencegahan).
”Sebenarnya apabila masyarakat diberi pemahaman bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati itu efektif mengurangi angka pesakitan,” kata Yanuar.
Untuk itu, lanjut dia, pemerintah semestinya memberikan porsi pendanaan ideal dalam hal bidang pencegahan dibandingkan program pembangunan infrastruktur.(11)
0 komentar