TUGUMULYO-Upaya mengoptimalkan penggunaan air untuk mengaliri areal persawahan kelompok Petani Pengguna dan Pemakai Air (P3A) Desa Air Satan, Kecamatan Muara Beliti, memiliki trik tersendiri. Mereka membentuk ulu–ulu berupa kelompok pengguna air di saluran irigasi tersier.
Namun, para petani masih mengalami kendala dengan krisis air yang terjadi belum lama ini. “Kami saat ini masih kesulitan air meski segala upaya dilakukan baik membentuk ulu-ulu, namun air masih sulit didapatkan,” kata Marno pada koran ini, Senin (25/1).
Marno menambahkan, kendala kekurangan air bukan kurangnya keinginan masyarakat membersihkan saluran serta menjaga saluran irigasi, namun air saluran irigasi dibendung hingga sebagian besar digunakan kolam ikan air deras.
“Bahkan air yang sudah dipakai kolam air deras tidak dikembalikan lagi ke saluran irigasi. Sehingga masyarakat kesulitan mendapatkan air pada musim tanam tahun ini,” imbuh Marno.
Sementara itu, Kades Air Satan, Ghufron menjelaskan, kelompok ulu-ulu di Desa Air Satan sudah aktif dan bertugas menjaga dan membersihkan saluran tersier yang mengaliri aliran sawah mereka.
“Ulu- ulu ini sebenarnya sudah lama ada, namun selama ini tidak diaktifkan kembali karena krisis air yang terjadi. Disamping itu menjamurnya kolam air juga disebabkan banyak saluran irigasi yang tidak terawat,” papar Ghufron seraya menambahkan, ulu-ulu itu merupakan gabungan petani yang memanfaatkan saluran irigasi tersier secara bergotong royong. Mereka membersihkan dan menjaga saluran hingga menjadi lancar.
Ghufron menjelaskan, di dalam pendanaan ulu-ulu ini nanti diambil dari hasil panen petani, yang tergabung dalam kelompok tani tersebut sebanyak satu kaleng padi setiap kali panen.
“Dana itu diperuntukkan untuk keperluan saat gotong-royong membersihkan saluran irigasi tersier dan digunakan untuk keperluan kelompok ulu-ulu,” paparnya.
Ditambahkan Ghufron, adanya kelompok ulu-ulu ini nanti diharapkan dapat membantu petani mengatasi kesulitan air. Sehingga air yang ada di saluran tersier dapat merata saat dibagikan.
“Sehingga petani tidak lagi berebutan air, karena mereka yang mengurus dan mengawasi saluran irigasi yang mengaliri areal persawahan mereka. Sementara kelompok ulu-ulu di Desa Air Satan saat ini sudah terbentuk empat kelompok,” papar Ghufron.(11)
0 komentar