Pemkab Mura Ikut Pameran Sriwijaya Ekspo 2010
Tahun ini, Pemkab Musi Rawas (Mura) melalui Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar (Disperindagsar) Kabupaten Mura mengikuti ajang pameran pada Sriwijaya Ekspo 2010 di Kompleks Dekranasda Jakabaring yang dimulai besok (16/6). Apa saja bakal dipamerkan pada ajang tahunan tersebut?
Budi Santoso, Muara Beliti
PADA Sriwijaya Ekspo tahun ini, Pemkab Mura tak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk memamerkan produk unggulan dihadapan para pengunjung. Event yang diadakan tiap tahun bersamaan dengan Festival Sriwijaya tersebut memang diikuti peserta dari Kabupaten/Kota se-Sumsel. Sehingga Pemkab Mura ingin menunjukkan hasil yang terbaik dari kerajinan unggulan masyarakat yang tinggal di kecamatan.
Kali ini berbagai kerajinan
Mulai
tangan hingga makanan ringan (Snack) akan dipamerkan pada Sriwijaya Ekspo tersebut. Antara lain kain songket, snack, gerabah (Guci), wadah tisu terbuat dari kayu, hingga tempat payung siap dipamerkan. Aneka kerajinan ini merupakan hasil kerjasama antara Disperindagsar dengan pengusaha kerajinan di Kecamatan Tugumulyo. Pihak Disperindagsar menjadwalkan keberangkatan rombongan yang mengikuti Sriwijaya Ekspo pada hari ini (15/6) melalui jalur darat.
Kadisperindagsar Kabupaten Mura, EC Priskodesi menjelaskan bahwa kerjasama antara pihaknya dengan pengusaha di Tugumulyo sudah berlangsung cukup lama sejak tahun 2007 lalu. Bentuknya dengan memberikan bantuan pada pengusaha bersangkutan berupa dana bergulir untuk mereka dengan sistem pengembalian berjangka.
“Yang kita pamerkan nanti kerajinan yang dibuat pengusaha dari Kecamatan Tugumulyo selama ini kita bina. Kita berharap agar barang kerajinan dipamerkan tersebut bisa menarik minat pengunjung untuk melihat dan membelinya,” kata Priskodesi, Senin (14/6). Ia melanjutkan pemberian dana bantuan untuk pengusaha ini berkisar antara Rp 5 juta dengan pengembalian diangsur setiap bulan.
“Kami berharap bantuan dana bergulir ini dapat membantu para pengusaha tersebut mengembangkan usahanya. Bantuan itu memang dibutuhkan mereka hingga mampu menunjukkan karya yang bisa diapresiasi oleh masyarakat,” jelas Priskodesi juga menambahkan bahwa bantuan untuk penenun songket dengan jumlah Rp 20 juta untuk masa pengembalian selama dua tahun. Begitu juga dengan pembuat makanan ringan memperoleh bantuan masing-masing Rp 5 juta melalui dana bergulir yang diprogramkan setiap tahun.(*)
0 komentar