MUSI RAWAS-Ada yang menarik saat kunjungan kerja (Kunker) 11 kementrian RI ke Desa Sungai Kijang, Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Musi Rawas, Selasa (3/8). Sewaktu Bupati Mura, H Ridwan Mukti menyampaikan sambutan ia meminta Camat Rawas Ulu, Y Mori dan Kades Sungai Kijang, Ibnu Hajar naik ke atas pentas.
“Saya minta kepada Camat dan Kades agar mendampingi saya di sini,” kata Ridwan Mukti meminta bawahannya berada di sisinya. Setelah itu Bupati mempersilahkan Kades Sungai Kijang menyampaikan sambutannya. “Karena saya sudah membuka dengan Assalamualaikum, maka kades tidak usah menutupnya tetapi silahkan melanjutkan saja,” ujar Ridwan Mukti dihadapan 11 kementerian, pejabat Pemkab Mura hingga masyarakat yang datang di lokasi acara. Setelah itu Kades Sungai Kijang, Ibnu Hajar memberikan kata sambutannya.
Ia yang berperawakan sedang ini mengatakan pihaknya ingin Suku Komunitas Adat Tertinggal (KAT) lebih diperhatikan lagi baik oleh Pemkab, Pemprov hingga pemerintah pusat. “Suku KAT yang ada sekarang ini berjumlah 78 Kepala Keluarga (KK) dengan 255 jiwa yang sudah bisa membaur dengan masyarakat di sini. Kami juga ingin sekali mendukung program Mura Darussalam hingga sukses,” kata Ibnu Hajar, tak lupa menyatakan jika suku KAT ini satu-satunya yang ada di Sungai Kijang.
Tindakan Bupati dengan menggandeng Camat dan Kades Sungai Kijang berbicara di atas podium itu disambut positif oleh Kusnar, staf ahli Mendagri Bidang Pembangunan. Ia yang memberikan sambutan menyatakan merinding melihat Bupati Mura yang gigih memperjuangan suku KAT di wilayah kerjanya. “Saya melihat sendiri Bupati Mura mengadakan rapat bersama stafnya hingga pukul 01.00 WIB dinihari, dan kami merinding dengan usaha semacam ini,” kata Kusnar juga menilai permintaan Bupati agar kades Sungai Kijang memberikan sambutan juga direspon baik.
“Bupati mengajak dan melibatkan bawahannya dalam program ini sebagai usaha agar pengkaderan, dan mudah-mudahan ke depannya nanti menjadi lebih baik lagi,” harap Tusnar. Ia mengingatkan agar 11 kementrian dari pusat dapat mengimplementasikan apa-apa yang ditampung dari masyarakat hingga bisa diterapkan ke daerah.
Sementara itu, Direktur Pemberdayaan KAT pada Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos, Charles S Talimbo menjelaskan sesuia dengan tugas mereka untuk melakukan pemberdayaan adat terpencil mesti datang ke lokasi.
Apalagi di Kabupaten Mura sudah disiapkan dana Rp 2 miliar lebih untuk dua lokasi yaitu Muara Tiku dan Sungai Kijang. “Ada dua kelompok dari studi itu perlu dibuka pemukiman ada yang 30 unit dan juga 70 unit semacam bantuan bahan rumah. Selain itu disiapkan jaminan hidup selam 6 buklan dalam satu tahun,” papar Charles.
Ia menyatakan SDM mereka dapat dikembangkan karena bukan hanya rumah saja tetapi juga manusianya juga oenting. Dan ini menjadi tugas dari 11 kementerian tersebut hingga datang ke Kabupaten Mura.
“Kita punya program biasanua mulai tahun 0 yaitu tahun yang kita lakukan studi kelayakan. Misalnya soal sosial budaya, dan bagaimnan mereka mau maju dan itu sebagai studi kelayakan hingga menjadi studi tahun 0. Setelah itu tahun kesatu itu baru eksis,” katanya.
Mengenai penentuan pemberian bantuan, Charles menyebutkan ada Pokka yang mengurusiny dari berbagai lintas sektor dan lembaga sosial serta perguruan tinggi yang punya keahlian. “Penilaian ini objektif hingga mereka tidak mungkin jual diri. Kalau ada kesalahan itu kesalahan mereka dalam penilaian,” tegasya.(01)
0 komentar